#THOUGHTS BETWEEN EXTROVERT AND INTROVERT
Hello, People!
Welcome, March! It’s a good day, Isn’t it? :)
Apakah aku seorang extrovert? Atau introvert?
Menurut YouthManual, aku adalah seorang Extrovert (Lebih tepatnya 80% Extrovert dan 20% Introvert).
Sebelum ke inti, aku jelasin dulu apa itu Extrovert? Apa itu Introvert?
Seorang Dokter Psikologi dari Swiss, C.G Jung, secara sederhana menjelaskan bahwa pengertian introvert adalah sikap atau karakter seseorang yang memiliki orientasi subyektif secara mental dalam menjalani kehidupannya. Kepribadian introvert cenderung menyukai kondisi yang tenang, senang menyendiri, reflektif terhadap apa yang mereka lakukan. Mereka memiliki kecenderungan untuk menjauhi interaksi dengan hal-hal baru.
Sedangkan extrovert merupakan kebalikan dari introvert. Manusia dengan kepribadian extrovert lebih berkaitan dengan dunia di luar manusia tersebut. Jadi manusia yang memiliki sifat extrovert ini lebih cenderung membuka diri dengan kehidupan luar. Mereka adalah manusia yang lebih banyak beraktifitas dan lebih sedikit berpikir. Mereka juga orang-orang yang lebih senang berada dalam keramaian atau kondisi dimana terdapat banyak orang, daripada di tempat yang sunyi.
Aku setuju-setuju aja sih kalo hasil dari test kepribadian di YouthManual dapet Extrovert. Secara, aku merasa emang bener, aku nggak segan untuk memulai bicara dulu sama orang yang nggak dikenal, easy going (some people told to me, is it true? idk), dalam beberapa kesempatan pun spontan dalam berbicara atau bertindak, I’m brave enough for talk in front of such a large group of people, dan juga yaaaa sempat senang kalo jadi center of attention, dalam arti lebih suka tampil di depan ketimbang di balik layar.
Entah mengapa, untuk sekarang ini, aku merasa kalo hasil test kepribadian YouthManual salah atau nggak sesuai sama aku. Lately, aku merasa bahwa aku adalah seorang Introvert, beberapa orang pun bilang dan merasa aku ada indikasi seorang pribadi yang Introvert.
Dari yang tadinya suka bersosialisasi dan berinteraksi sama orang banyak, sekarang lebih suka menyendiri. Dari yang tadinya suka bicara, sekarang lebih suka mendengarkan, Dari yang tadinya suka tampil di depan, sekarang lebih nyaman dan cukup jadi orang di balik layar aja.
I know and believe that there’s nothing wrong with being an introvert kayak yang diucapin Mbak Crystal Robello dalam TEDxStMaryCSSchool. Mostly people beranggapan bahwa kalo jadi seorang introvert itu buruk dan jelek. That’s not true. Albert Einstein, Emma Watson, Ausrey Hepburn, dan masih banyak lagi orang-orang sukses di luar sana, adalah seorang Introvert.
So, apakah aku ini seorang Extrovert yang berubah menjadi Introvert? Seseorang yang berada di antara Extrovert dan Introvert?
Or maybe I’m an Ambivert (?)
Sempat berpikir juga bahwa aku adalah seorang ambivert. Ambivert adalah kepribadian manusia yang memiliki 2 kepribadian, yaitu Introvert dan Extrovert. Manusia dengan kepribadian ambievert dapat berubah-ubah dari introvert menjadi extrovert, atau sebaliknya.
Kenapa aku berpikir aku adalah seorang Ambivert? Well, because aku ngerasa nggak sepenuhnya an Extrovert dan an Introvert.
Selalu ngerasa nyaman kalo ada di tengah kerumunan orang yang ramai. Tapi, juga cenderung ngamatin (ngeliatin) doang dan nggak berinteraksi.
Biasanya kan kalo introvert langsung buat barikade protector kalo dia lagi di tengah kerumunan. Nah, aku ngerasa gitu juga sebenernya, tapi suka ngeliatin kerumunan.
Selalu ngerasa capek sehabis banyak bersosialisasi. Tapi, juga ngerasa gerah dan bosen kalo terlalu lama menyendiri.
Butuh komunikasi sama orang lain sih (dalam arti bersosialisi dan berkomunikasi) tapi juga bosen juga kalo kebanyakan bersosialisasi dan memutuskan untuk me time.
Kepribadian bisa berubah tergantung dengan siapa lawan bicaranya.
Kalo aku lagi bicara sama orang yang extrovert, aku bertindak jadi orang yang introvert (senantiasa setia mendnegarkan obrolan si extro). And vice versa. Bisa dikatakan, ya fleksibel gitu lho.
Nggak terganggu sama obrolan yang basa-basi. Tapi, lebih suka obrolan yang spesifik.
Sebagai seorang ambivert, oke oke aja sih kalo ada yang Tanya “Eh, lagu apa yang lagi hits bulan ini?”. Lebih oke lagi kalo chit-chatnya itu yang deep conversation.
Nggak selalu diam dan nggak senantiasa bicara a.k.a cerewet.
Fleksibel. Tau kapan saatnya bicara dan kapan saatnya diam. Bukan seorang pendiam dan seorang yang cerewet.
Bisa kerja sendiri, Tapi, juga bisa kerja kelompok.
It’s okay kerja individu, tapi kerja kelompok juga no problem (Asal anggotanya asique-asique aja HAHAHAHAHA)
So, Am I an Introvert? Or an Extrovert? Ambivert?
Here I am, Between Extrovert and Introvert J
THE END
Hello, people! Buat yang mau ngetest gimana-sih-kepribadianku, kalian bisa sign up di YouthManual.com, nanti kalian disuruh ngisi assessment yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar kepribadian. Kalian jadi bisa tau apakah seorang extro atau intro, wait, I mean, kalian bisa tau seberapa persen kutub extrovert atau introvertmu :D
Post ini terinspirasi oleh:
#Cuap-cuap Mbak Crystal Robello, “Being an Introvert is a Good Thing” dalam TEDxStMaryCSSchool.
Kalian bisa liat cuapannya Mbak Robello di https://www.youtube.com/watch?v=0oAJsPFH2wk
#Post dari PSYLine https://psyline.id/ciri-ciri-introvert-extrovert-dan-ambivert/
Dan #Post dari Hipwee https://www.hipwee.com/list/10-pergumulan-batin-ini-cuma-dirasakan-oleh-kamu-yang-ambivert/
Semoga Post ini berfaedah! :D
This is just #thoughts and as always, many sporadically typos here, Sorry!
Thank you for visiting my blog! J
HAVE A BEAUTIFUL STRESS-FREE DAY, GOOD PEOPLE!
1 komentar
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus