Siapa yang datang ke pemakamanku saat aku mati nanti?

By Elma Rosalia Malinda - 00.22

 SIAPA YANG DATANG KE PEMAKAMANKU SAAT AKU MATI NANTI?

 

 


 

If I die who will comes to my funeral?

Siapa yang datang ke pemakamanku saat aku mati nanti?

내가 죽으면 장례식에 누가 와줄까

 

A simple question that will make you overthinking, right?

 

Sebuah judul blog post yang mirip (sama) dengan judul sebuah buku yang ditulis Kim Sang Hyun.

Yap, post kali ini  terinspirasi dari buku yang ditulis oleh Kim Sang Hyun dengan judul yang sama.

 

Kim Sang Hyun dengan  “If I die who will comes to my funeral”, sukses ngebuat gue merasa tertarik untuk membacanya. A dark title, but plot wist with overwhelming and warm content.

 

Suguhan judul yang berhasil ngebuat gue overthinking, tapi lama-kelamaan memudar rasa overthinkingnya karena ternyata di dalem buku ini ngebahas tentang renungan hidup, tentang memberi jeda setelah melakukan apa yang udah kita lakukan kepada hidup kita sendiri ini, tentang kebahagiaan hidup, tentang menjadi orang baik, dan tentang makna bahwa sejatinya kita hanya manusia biasa.

 

Gue rasa, gue ketemu buku ini di waktu yang tepat, di waktu di mana gue akhir-akhir ini semakin sadar akan kematian yang benar-benar ada. Selain itu, timingnya pas banget, buku ini datang di saat gue merasa hopeless akan kehidupan, saat gue merasa kalo dunia sedang tidak berpihak pada diri gue. Bahasa penyampaian yang ditulis oleh Kim Sang Hyun juga ngebawa kita kayak dia lagi cerita sama kita sebagai sahabatnya.

 

Kalimat-kalimat yang ada di buku ini sebenernya nggak to the point menampar kita buat mengingat kematian. Sebaliknya, buku ini malah ngajak kita buat pelan-pelan merenungi makna kita hidup di dunia ini dan kematian yang mau tidak mau akan kita hadapi esok, entah kapanpun itu.

 

And here we go, some quotes with simple reminder but means a lot to our life.

“Kadang aku merasa tidak nyaman dan tidak bahagia dengan adanya orang lain, padahal biasanya aku tidak bisa hidup tanpa orang lain. Aku berpikir jangan-jangan walau kita saling membutuhkan sama lain, kita adalah beban bagi satu sama lain juga?”

 

“Aku ingin kamu bisa terus bertemu hal baru, menemukan warna hidupmu sendiri tanpa membandingkan diri dengan orang lain. Aku harap, kamu tidak menyesal membuka hati untuk orang-orang baru.”

 

“Pada hari-hari yang sulit, aku menganggap diriku sebagai air yang mengalir. Saat air mengalir dari gunung ke laut, kita akan bertemu dengan ikan, pun batu besar, kemudian bergabung dengan aliran air lainnya. Itulah sama halnya dengan sebuah proses yang harus kita lalui.”

 

“Masing-masing orang memiliki peran dan batasan yang jelas, mana yang bisa dilakukan, dan mana yang tidak bisa dilakukan. Karena itu, aku ingin selalui mengakui dan menghormati sepenuhnya ruang lingkup dan peran pihak lain, menyadari bahwa aku tidak hidup sendirian, menyadari apa yang bisa aku lakukan untuk menjaga nilai sosial yang tidak hanya dalam kebersamaan, tetapi juga dalam kesadaran bahwa orang lain adalah orang lain, berusaha mengenali dan memahami perbedaan, menghargai keberagaman orang-orang yang berbeda denganku. Dengan demikian, saat kematian tiba, aku bisa merasakan kehangatan hati karena semasa hidup aku telah berusaha keras menghormati kebersamaan itu.”

 

“Semua fakta dan kebohongan yang ada di sekelilingmu itu tidaklah penting, karena pada dasarnya, manusia memang hanya bisa melihat apa yang ingin mereka lihat. Jadi, kuharap kamu tidak menyerah pada pandangan miring orang lain. Jika kau tidak bisa menunjukkan sosok terbaik dirimu kepada semua orang, jangan jadikan itu beban pikiran. Sosok dirimu saat ini, tidak dibuat berdasarkan pandangan, penilaian, atau pun kecurigaan orang lain. Kamu dibentuk dari sakit dan air mata yang mengalir karena usaha kerasmu untuk tetap bertahan. Tidak penting bagaimana orang lain berpikir tentangmu. Aku ingin menyampaikan, hiduplah sebagai dirimu.”

 

This book really help to comfort you, especially buat kalian yang sedang belajar untuk menguatkan perjalanan hidup ini kayak gue hhhhhh. Untuk kalian yang suka buku self-improvement dengan bahasa yang sederhana, kalian bisa baca buku ini, Sangat recommended sekali buat dibaca malem-malem sebagai bahan overthingking yang berkualitas hehehe.

 

That’s all. Sekali lagi gue sangat senang bisa bertemu dengan buku ini. Kebetulan juga hari ini gue Alhamdulillah masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT, hehehehe yaitu bertambah umur satu tahun lagi menjadi seperlima abad lebih dua tahun. Semakin tua, semakin sadar kalo bertambahnya umur sama dengan berkurangnya umur hidup di dunia ini. Semakin tua umur, semakin ingat kematian. Jadi sangat cocok buat manusia seperti gue yang sedang overthinking perkara ‘mati’ dan ‘hidup’ hehehe.

 

Well done!

Terima kasih udah nyempetin mampir ke blog ini yang gue nggak tau juga ada yang mampir atau enggak wkwkwk. Drop the comment please to let me know your opinion about this book or this review! ^^

Gue berdoa buat kita, semoga umur panjang yang dikasih Tuhan Allah SWT bisa kita pake buat berbuat kebaikan dan belajar menjadi manusia yang baik. Aamiin. Tetap jaga kesehatan juga ya! Covid-19 masih ada :’)

 

                                                                                                            22 Mei 2021

                                                                                                            xx roses are red.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar